Nama : Rijki Ramdani
Kelas : X.11
Sekolah : SMA Negeri 1 Banjar
A. Cerita :
Hikayat Si Miskin
Karena sumpah Batara Indera, seorang raja keinderaan
beserta permaisurinya bibuang dari keinderaan sehingga sengsara hidupnya.
Itulah sebabnya kemudian ia dikenal sebagai si Miskin.
Si Miskin laki-bini dengan rupa kainnya seperti
dimamah anjing itu berjalan mencari rezeki berkeliling di Negeri Antah Berantah
di bawah pemerintahan Maharaja Indera Dewa. Ke mana mereka pergi selalu diburu
dan diusir oleh penduduk secara beramai-ramai dengan disertai penganiayaan
sehingga bengkak-bengkak dan berdarah-darah tubuhnya. Sepanjang perjalanan
menangislah si Miskin berdua itu dengan sangat lapar dan dahaganya. Waktu malam
tidur di hutan, siangnya berjalan mencari rezeki. Demikian seterusnya.
Ketika isterinya mengandung tiga bulan, ia
menginginkan makan mangga yang ada di taman raja. Si Miskin menyatakan
keberatannya untuk menuruti keinginan isterinya itu, tetapi istri itu makin
menjadi-jadi menangisnya. Maka berkatalah si Miskin, “Diamlah. Tuan jangan
menangis. Biar Kakanda pergi mencari buah mempelam itu. Jikalau dapat, Kakanda
berikan kepada tuan.”
Si Miskin pergi ke pasar, pulangnya membawa mempelam
dan makanan-makanan yang lain. Setelah ditolak oleh isterinya, dengan hati yang
sebal dan penuh ketakutan, pergilah si Miskin menghadap raja memohon mempelam.
Setelah diperolehnya setangkai mangga, pulanglah ia segera. Isterinya menyambut
dengan tertawa-tawa dan terus dimakannya mangga itu.
Setelah genap bulannya kandunga itu, lahirlah anaknya
yang pertama laki-laki bernama Marakarmah (=anak di dalam kesukaran) dan
diasuhnya dengan penuh kasih saying.
Ketika menggali tanah untuk keperluan membuat teratak
sebagai tempat tinggal, didapatnya sebuah tajau yang penuh berisi emas yang
tidak akan habis untuk berbelanja sampai kepada anak cucunya. Dengan takdir
Allah terdirilah di situ sebuah kerajaan yang komplet perlengkapannya. Si
Miskin lalu berganti nama Maharaja Indera Angkasa dan isterinya bernama Tuan
Puteri Ratna Dewi. Negerinya diberi nama Puspa Sari. Tidak lama kemudian,
lahirlah anaknya yang kedua, perempuan, bernama Nila Kesuma.
Maharaja Indera Angkasa terlalu adil dan pemurah
sehingga memasyurkan kerajaan Puspa Sari dan menjadikan iri hati bagi Maharaja
Indera Dewa di negeri Antah Berantah.
Ketika Maharaja Indera Angkasa akan mengetahui
pertunangan putra-putrinya, dicarinya ahli-ahli nujum dari Negeri Antah
Berantah.
Atas bujukan jahat dari raja Antah Berantah, oleh para
ahli nujum itu dikatakan bahwa Marakarmah dan Nila Kesuma itu kelak hanyalah
akan mendatangkan celaka saja bagi orangtuanya.
Ramalan palsu para ahli nujum itu menyedihkan hati
Maharaja Indera Angkasa. Maka, dengan hati yang berat dan amat terharu
disuruhnya pergi selama-lamanya putra-putrinya itu.
Tidak lama kemudian sepeninggal putra-putrinya itu,
Negeri Puspa Sari musnah terbakar.Sesampai di tengah hutan, Marakarmah dan Nila
Kesuma berlindung di bawah pohon beringin. Ditangkapnya seekor burung untuk
dimakan. Waktu mencari api ke kampung, karena disangka mencuri, Marakarmah
dipukuli orang banyak, kemudian dilemparkan ke laut. Nila Kesuma ditemu oleh
Raja Mengindera Sari, putera mahkota dari Palinggam Cahaya, yang pada akhirnya
menjadi isteri putera mahkota itu dan bernama Mayang Mengurai.
Akan nasib Marakarmah di lautan, teruslah dia hanyut
dan akhirnya terdampar di pangkalan raksasa yang menawan Cahaya Chairani (anak
raja Cina) yang setelah gemuk akan dimakan. Waktu Cahaya Chairani berjalan
–jalan di tepi pantai, dijumpainya Marakarmah dalam keadaan terikat tubuhnya.
Dilepaskan tali-tali dan diajaknya pulang. Marakarmah dan Cahaya Chairani
berusaha lari dari tempat raksasa dengan menumpang sebuah kapal. Timbul birahi
nahkoda kapal itu kepada Cahaya Chairani, maka didorongnya Marakarmah ke laut,
yang seterusnya ditelan oleh ikan nun yang membuntuti kapal itu menuju ke
Palinggam Cahaya. Kemudian, ikan nun terdampar di dekat rumah Nenek Kebayan
yang kemudian terus membelah perut ikan nun itu dengan daun padi karena
mendapat petunjuk dari burung Rajawali, sampai Marakarmah dapat keluar dengan
tak bercela.
Kemudian, Marakarmah menjadi anak angkat Nenek Kebayan
yang kehidupannya berjual bunga. Marakarmah selalu menolak menggubah bunga.
Alasannya, gubahan bunga Marakarmah dikenal oleh Cahaya Chairani, yang menjadi
sebab dapat bertemu kembali antara suami-isteri itu.
Karena cerita Nenek Kebayan mengenai putera Raja
Mangindera Sari menemukan seorang puteri di bawah pohon beringin yang sedang
menangkap burung, tahulah Marakarmah bahwa puteri tersebut adiknya sendiri,
maka ditemuinyalah. Nahkoda kapal yang jahat itu dibunuhnya.
Selanjutnya, Marakarmah mencari ayah bundanya yang
telah jatuh miskin kembali. Dengan kesaktiannya diciptakannya kembali Kerajaan
Puspa Sari dengan segala perlengkapannya seperti dahulu kala.
Negeri Antah Berantah dikalahkan oleh Marakarmah, yang
kemudian dirajai oleh Raja Bujangga Indera (saudara Cahaya Chairani).
Akhirnya, Marakarmah pergi ke negeri mertuanya yang
bernama Maharaja Malai Kisna di Mercu Indera dan menggantikan mertuanya itu
menjadi Sultan Mangindera Sari menjadi raja di Palinggam Cahaya.
B.
Ringkasan Cerita :
Hikayat Si
Miskin
Ada seorang suami istri yang
dikutuk hidup miskin. Pada suatu hari merekamendapatkan anak yang
diberi nama Marakarma, dan sejak anak itu lahir hidupmereka pun menjadi sejahtera dan berkecukupan.
Ayahnya termakan perkataanpara ahli nujum yang mengatakan bahwa anak itu
membawa sial dan mereka harusmembuangnya. Setelah membuangnya, mereka kembali hidup
sengsara. Dalammasa pembuangan, Marakrama belajar ilmu kesaktian dan pada
suatu hari iadituduh mencuri dan dibuang ke laut. Ia terdampar di tepi pantai
tempat tinggalraksasa pemakan segala. Ia pun ditemukan oleh Putri
Cahaya dan diselamatkannya.Mereka pun kabur
dan membunuh raksasa tersebut.Nahkoda kapal berniat jahat untuk membuang
Marakarma ke laut, dan seekorikan membawanya ke Negeri Pelinggam Cahaya, di
mana kapal itu singgah.Marakrama tinggal bersama Nenek Kebayan dan ia pun
mengetahui bahwa PutriMayang adalah adik kandungnya. Lalu Marakarma kembali ke
Negeri Puspa Sari danibunya menjadi pemungut kayu. Lalu ia memohon
kepada dewa untukmengembalikan keadaan
Puspa Sari. Puspa Sari pun makmur mengakibatkanMaharaja Indra Dewa
dengki dan menyerang Puspa Sari. Kemudian Marakramamenjadi Sultan Mercu
Negara.
C. Unsur-unsur intrinsik:
1.
Tema : Kesuksesan Dibalik
Kesengsaraan
2.
Tokoh dan Karakter :
– Maharaja
Indra Angkasa (Si Miskin):mudah percaya
orang lain, lebih mementingkan harta dari
pada anak.
–Ratna Dewi (Istri Si Miskin):Penyayang.
–Marakarma:Mudah
memaafkan.
–Nila Kesuma (Mayang Mengurai):Penyayang.
–Maharaja Indra Dewa:Pendendam,
iri hati, murah hati.
–Putri Cahaya
Kairani:Suka menolong, membela yang benar.
3. Alur plot : Maju, karena penulis menceritakan peristiwa tersebut dari awal
permasalahan sampai akhir permasalahan.
4.
Setting :
–Tempat : Negeri Antah Berantah, hutan, pasar, Negeri Puspa
Sari, Lautan, Tepi Pantai
Pulau Raksasa, Kapal,
Negeri Palinggam Cahaya.
–Waktu
: Zaman pemerintahan Raja Antah Beranta
–Suasana : Meratapi Nasib
5. Sudut Pandang
Pengarang : orang ketiga serba tahu.
6.
Gaya
Bahasa : Hiperbola: “seorang anak laki-laki terlalu amat baik parasnya dan elokrupanya…”
7. Amanat
:
- Seorang pemimpin yang
baik adalah seorang yang adil dan pemurah.
- Janganlah mudah
terpengaruh dengan kata-kata oranlain.
- Hadapilah semua
rintangan dan cobaan dalam hidup dengan sabar dan rendah hati.
- Jangan memandang
seseorang dari tampak luarnya saja, tapi lihatlah ke dalam hatinya.
- Hendaknya kita dapat
menolong sesama yang mengalami kesukaran.
- Janganlah kita mudah
menyerah dalam menghadapi suatu hal.
- Hidup dan kematian, bahagia dan kesedihan, semua
berada di tanan Tuhan,
manusia hanya
dapat menjalani takdir yang telah ditentukan.